Tuesday, January 13, 2009

Basyari Wahsyi

Baru kemarin, Bisyri Al-Wahsy mendapat penghargaan dari sekolah menengah Al-Zahra, karena kesungguhan dan ketekunan belajarnya. Hari berikutnya ia mendapatkan penghargaan dari langit dengan diangkat ruhnya menemui sang Khaliq Azizil Muqtadir. Maka ia telah pindah dari orang-orang yang unggul di dunia menuju orang-orang yang kekal di akhirat dalam rahmat.

Sekolah khusus perempuan Al-Zahra baru saja memberikan penghargaan pada siswi Basyari sebagai bintang pelajar di sekolahnya. Ia mendapatkan penghargaan sebagai siswi teladan pada pesta akhir tahun ajaran yang dipercepat karena Basyari bersama teman-teman yang lainya akan menghadapi ulangan umum. Maka diadakanlah pesta kenaikan kelas bagi murid-murid menengah umum yang dihadiri oleh murid-murid menengah umum.

Pada hari ini, mereka juga berkumpul di rumah Basyari, bukan untuk mengadakan pesta akhir tahun, namun untuk mengucapkan salam perpisahan bagi Basyari yang sebentar lagi akan menemui Khaliqnya. Perpisahan ini diirngi oleh isak tangis dan pandangan sedih para gurunya. Sebagaimana manusia biasa dan sebagai perempuan lain, guru-gurunya pun tak mampu menahan derasnya air mata yang jatuh mengiringi kepergian siswi teladan di sekolahnya. Hari ini, basyari menjadi pembicaraan orang banyak, hari ini, semua orang mengenangnya. Kepergian yang secara tiba-tiba tanpa peringatan sebelumnya.

Ibunda Basyari yang duduk di tengah puluhan ibu-ibu lainya, tak kuasa menahan kesediihan mengenang anaknya tercinta. Ia masih mengucapkan kata-kata terakhir yang dikatakan anaknya, ketika ia mendengar suara tembakan Israel. Ibunda Basyari melepas anaknya dengan guyuran air mata yang tak pernah kering sejak anaknya tertembak oleh peluru Israel.

Ketika serdadu Israel menyerang rumahnya, ia memaksa anaknya agar cepat-cepat keluar dari rumahnya. Ketika ia mendengar suara tembakan Israel ia berteriak pada anaknya agar menjauhi suara tembakan tersebut. Akan tetapi ia tidak menjawabnya. Tatkala serdadu Israel menyuruh ia keluar bersama anaknya yang kedua Sakinah ia mendapatkan Basyari telah keluar duluan dan terkapar berlumuran darah. Ia berusaha meminta serdadu Israel agar bisa mendekati anaknya. Akan tetapi serdadu tersebut menolaknya. Dan ketika ia pulang ke rumah ternyata ia anak tercintanya sudah meninggal.

Adapun sakinah adiknya masih memegang buku kakaknya yang masih berlumuran darah. Buku tersebut adalah yang dipegang kakaknya ketika ia melihat apa yang terjadi di luar dan tertembus peluru bersama tubuhnya yang suci.

Adapun Sakinah, adik Basyari setelah rasa sedihnya hilang dan begadang samalaman. Ia mulai bisa melupkan kesedihanya dan bisa bercakap-cakap dengan semua orang, menceritakan kejadian lengkapnya.

Sementara itu, rumah Naji Wahsyi, ayahanda Basyari dipenuhi siswi-siswi menangah dan ratusan ibu-ibu yang berkumpul sejak mendengar Basyari tertembak oleh pasukan Israel.

Hari ini, semua menangis, hari ini adalah hari wanita, hari kesedihan wanita, hari pengorbanan seorang wanita yang disaksikan oleh para wanita. Sepanjang pemandangan dipenuhi wanita. Semuanya mencucurkan air mata. Memang benar sejumlah ibu-ibu berusaha menenangkan dan menghibur ibunda Basyari agar tidak terus menerus menangis, namun mereka sendiri tak kuasa menahan genangan air mata yang terus menerus memaksa ingin keluar dari kelopok matanya masing-masing. Semuanya tak kuasa menahan tangis. Tetapi semuanya bero’a semoga Allah menerima arwah Basyari di sisiNya dan keluarga yang ditinggalkan mendapat kesabatan dan ketabahan, hasbunallah wani’mal wakil…… selamat jalan Basyari… (pic/asy)

No comments:

Post a Comment